Friday 5 May 2017

MENYIMAK

MENYIMAK

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa yang baik salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.


     Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu,  penulis akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dalam proses peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar. Berikut ini akan dijelaskan sejumlah saran dalam meningkatkan daya simak peserta didik dalam proses belajar mengajar.

A. Definisi Menyimak

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang. Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Menyimak sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memperluas wawasan, pengetahuan maupun hanya untuk kesenangan.
Menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan merespon maknayang terkandung di dalamnya.Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan menyimak tak pernah terlewati. Secara sadar atau tidak sadar perbuatan menyimak yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu.
Menyimak dilakukan untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, dan memahami komunikasi. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan atau memahami bahan simakan. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa “tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan” (Tarigan, 1991:4).
Tarigan (1983:19) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

B. Manfaat Menyimak
Menurut Setiawan (dalam Niniek 2004: 51), manfaat menyimak adalah:
1.      Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan, sebab menyimak memiliki nilai informatif, yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman,
2.      Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan  khasanah ilmu kita,
3.      Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan pun lebih variatif jika dibandingkan dengan orang yang jarang menyimak,
4.      Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif. Orang cenderung lebih lapang dada, dapat menghargai pendapat dan keberadaan orang lain, tidak picik, dan tidak sempit pikiran,
5.      Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial. Melalui menyimak kita dapat mengenal seluk-beluk kehidupan dengan segala dimensinya. Kita dapat merenungi nilai kehidupan jika bahan yang disimak baik sehingga menggugah  semangat kita untuk memecahkan masalah,
6.      meningkatkan citra artistik jika yang yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya menarik. Menyimak dapat menumbuhsuburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain, serta dapat meningkatkan selera estetis kita,
7.      menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide cemerlang dan segar, selain itu kita juga mendapatkan pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong kita giat dan kreatif dalam berkarya.

            C. Teknik Pembelajaran Menyimak Yang Perlu Diterapkan Oleh Guru
Untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan menyimak yang perlu diterapkan oleh setiap guru supaya dalam proses pembelajaran menjadi menarik perlu menggunakan metode-metode yaitu sebagai berikut:
1.      Simak Ulang-Ucap, teknik ini digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Guru dapat mengucapkan atau menutur rekaman bunyi bahasa tertentu seperti vonem, kata, idiom, semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang tepat. Siswa menirukan. Teknik ini dapat dilakukan secara individual, kelompok, dan klasikal.
2.      Identifikasi kata kunci, sasarannya untuk menyimak kalimat yang panjang siswa perlu mencari kalimat intinya. Kalimat inti itu dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili pengertian kalimat.
3.      Parafrase, guru menyiapkan sebuah puisi dan dibacakan atau diperdengarkan. Setelah menyimak siswa diharapkan dapat menceritakan kembali isi puisi tadi dengan kata-katanya sendiri.
4.      Merangkum, guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang. Materi itu disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak, siswa disuruh membuat rangkuman.
5.      Identifikasi kalimat topik, setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur, yaitu (1) kalimat topik dan (2) kalimat pengembang. Posisi kalimat topik dapat di awal, tengah, dan akhir. Setelah menyimak paragraf siswa disuruh mencari kalimat topiknya.
6.      Menjawab pertanyaan, untuk memahami simakan yang agak panjang, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali pemahaman siswa.
7.      Bisik berantai, suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari guru membisikkan pesan kepada siswa pertama dan dilanjutkan kepada siswa berikutnya sampai siswa terakhir. Siswa yang terakhir harus mengucapkannya dengan nyaring. Tugas guru adalah menilai apakah yang dibisikkan tadi sudah sesuai atau belum. Jika belum sesuai, bisikan dapat diulang, dan jika sudah sesuai bisikan dapat diganti dengan topik yang lain.
8.   Menyelesaikan cerita, guru memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa menyimak, guru menyuruh seseorang untuk menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita, guru menghentikan cerita siswa tadi dan menggantikan dengan cerita itu berakhir seperti yang disimaknya.

             D. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak

1.      Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Juga secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yang normal, sangat lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan. Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak. Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang melakukan kegiatan menyimak.
2.      Unsur pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi, penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus bergaya menarik atau bervariasi
3.      Unsur materi
Unsur yang diberikan haruslah aktual, bermanfaat, sistematis, dan seimbang
4.      Unsur penyimak / siswa
a.     Kondisi siswa dalam keadaan baik
b.    Siswa harus berkonsentrasi
c.     Adanya minat siswa dalam menyimak
d.    Penyimak harus berpengalaman luas
5.      Unsur situasi
a.     Waktu penyimakan
b.    Saran unsur pendukung
c.     Suasana lingkungan

E. Ciri-ciri Penyimak Yang Baik
Dalam menyimak kita mengenal cirri-ciri penyimak yang baik. Di bawah ini adalah dua pendapat para ahli tentang ciri penyimak yang baik. Kamidjan dan Suyono (dalam Depdiknas 2002:17) menyatakan bahwa penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini.
1. Sikap objektif
Sikap yang objektif adalah pandangan penyimak terhadap bahan simakan. Jika bahan simakan itu baik, ia akan menyatakan baik, demikian pula sebaliknya. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, sepertipribadi pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
       2.  Sikap kooperatif
Sikap kooperatif adalah sikap penyimak yang siap bekerjasama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi tersebut. Sikap yang bermusuhan atau bertentangan dengan pembicara akan menimbulkan kegagalan dalam menyimak. Jika hal itu terjadi, maka penyimak akan mendapatkan pesan dari pembicara. Sikap yang baik adalah sikap berkooperatif dengan pembicara.
      3. Bahan simakan.
Bahan simakan merupakan unsure terpenting dalam komunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud bahan simakan adalah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, dan informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan informasi dengan baik, maka pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak.

Load disqus comments

0 comments