PERANAN
BAHASA ASING TERHADAP BAHASA INDONESIA
Setiap bahasa
akan mengalami perubahan selama bahasa itu masih dipakai, satu di antara
perubahan bahasa adalah karena pengaruh bahasa lain. Pengaruh bahasa sebagai
akibat kontak bahasa dalam bentuknya yang paling sederhana terjadi berupa
pengambilan unsur-unsur dari satu bahasa dan dipergunakan dalam hubungannya
dengan bahasa lain.
Pemerkayaan
bahasa Indonesia dilakukan melalui penyerapan kata, istilah, atau struktur dari
bahasa lain. Pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Indonesia besar sekali.
Dimaksud unsur serapan adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam
bahasa Indonesia dan telah disesuaikan pengucapan dan penulisannya dengan
bahasa Indonesia. Batasan unsur serapan atau kata serapan itu
yakni:
1)
kata itu sudah
melembaga dan mewarga dalam bahasa Indonesia
2) tidak
terasa lagi keasingannya
3)
bentuknya sudah
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Unsur asing
adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa Indonesia tetapi
ditulis dan diucapkan sebagaimana bahasa aslinya. Unsur asing ini belum
terserap ke dalam istilah asing harus didasarkan atas beberapa pertimbangan,
yaitu:
a)
konotasi maknanya lebih
cocok
b) apabila
bentuknya lebih singkat dibandingkan dengan terjemahannya dengan bahasa Indonesia
c) karena
bahasa asing itu bersifat internasional
d) lebih
terbatas dan lebih pasti yang dimaksudnya
e)
karena eufemisme
(ungkapan yang dirasa lebih halus).
Kata serapan masuk ke dalam bahasa
Indonesia dengan empat cara.
1) Cara
adopsi
Terjadi
apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan.
Contoh:
supermarket, plaza, mall.
2) Cara
adaptasi
Terjadi
apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan
atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Contoh
pluralization
> pluralisasi
acceptability
> akseptabilitas
3) Penerjemahan
Terjadi
apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu,
kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia.
Contoh
overlap
> tumpang tindih
try
out > uji coba
4) Kreasi
Terjadi
apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa
Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki
perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti
penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2
atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh
effective
> berhasil guna
spare
parts > suku cadang
Selain kata serapan, ternyata
bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan
serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara
lain:
a.
an-, a- [=tidak]; anarki, amoral,
anorganik
b. ab- [=dari]; abrasi, abnormal
c. tele- [=jauh]; televisi, telepon
d. mini- [=kecil]; miniatur, mini bus
e. super- [=di atas]; supersonik, super
power, supervisi
f. uni- [=satu]; unilateral,
universitas
g. nomo- [=satu]; monoton, monogami,
,monofobia
h. sub- [=dibawah]; subversi, subsidi,
subordinasi
i.
trans- [=seberang, lewat]; transisi,
tranfusi
j.
semi- [=setengah, sebagian];
semiautomatis, semiformal, semifinal.
Dalam
perjalanan, pertumbuhan, serta perkembangannya, bahasa Indonesia menerima
pengaruh bahasa lain. Berikut ini akan dibahas pengaruh bahasa asing terhadap
bahasa Indonesia.
1.
Kata
Serapan dari Bahasa Jepang
Pendudukan
Jepang
di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang
dapat bertahan melewati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang
yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan,
melainkan imbas kekuatan budaya, ekonomi dan teknologinya.
Kata
|
Arti
|
Asli Kata
|
Dakocan
|
hitam karakter kartun
|
takko-chan: karakter gurita
|
Ebi
|
udang kering
|
ebi: udang
|
Harakiri
|
bunuh diri
|
hara Kiri: perut satu pemotongan ini
|
penerbang berani mati
|
bunuh diri tentara
|
Kami kaze: angin tuhan
|
Kempetai
|
polisi militer Angkatan Darat Jepang (Perang Dunia II)
|
Kempetai
|
Jibaku
|
Berjuang
|
Jibaku
|
Romusha
|
diperbudak pekerja (selama pendudukan Jepang)
|
Romusha
|
Taiso
|
Senam
|
Taishoo
|
Tsunami
|
Tsunami
|
Tsunami
|
2.
Kata
Serapan dari Bahasa Parsi
Anggar,
anggur, atau, acar, baju, baiduri, bazar, bedebah, biadap, bius, bulbul,
cambuk, kenduri, daftar, darji, destar, dewala, dewan, jadah (juadah), jam,
jauhar, johan, domba, gandum, geram, gul, kawin, kelamkari, kelas, kelembak,
kofa, kolah, kurma, lasykar, lazuardi, limaumat, medan, murdun, nafitri, nobat,
Nusyirwan, pasar, pelana, pelita, peringgi, pesona, piala, pirus, rubah,
sachlat (sekelat), sah (syah), sal, samsir, saudagar, seluar, serban, syamsir,
takhta, taj (taj-Mahal), tamsak (tesmak), teji, teraju.
3.
Kata
Serapan dari Bahasa Hindi dan Bahasa Tamil
Beriringan
dengan perkembangan agama Hindu itu berlangsung pula perdagangan rempah-rempah
dengan bangsa India
yang sebagian dari mereka penutur bahasa
Hindi, sebagian yang lain orang Tamil dari
India bagian selatan dan Sri
Lanka bagian timur yang bahasanya menjadi
perantara karya sastra yang subur. Bahasa Tamil pernah memiliki pengaruh yang
kuat terhadap bahasa Melayu.
Bahasa Hindi masuk ke Indonesia lewat hubungan agama, kebudayaan,
dan perdagangan antara orang-orang India yang datang ke Nusantara dengan
masyarakat setempat sejak berabad-abad yang lalu.
Beberapa
kata dalam bahasa Hindi yang
diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah: acar, candu, cempaka (nama bunga), kunci,
madu, rupiah, dan sambal.
Sedangkan
kata serapan dari bahasa Tamil meliputi: apam, bagai, batil, belenggu, kapal,
kari, katil, keledai, kerampagi, kodi, kolam, kuil, kundai (konde), ladam,
lebai, logam, mahligai, mangga, manikam, mempelai, merika, metani, modal,
nelayan, nilam, perisai, peti, pinggan, pualam, putu, segala, santeri, talam,
tambi, tandil, terusi, tirai, cerpelai, cepu, ceeti, tolan, upam.
4.
Kata
Serapan dari Bahasa Portugis
Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu
sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki
Goa. Portugis dikecundangi atas saingan dengan Belanda yang datang kemudian dan
menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa
Portugis sudah menjadi bahasa perhubungan antaretnis di samping bahasa Melayu.
Kata
serapan dari bahasa Portugis meliputi: alketip, almari, beledu, bendera,
beranda, bola, bolu, boneka, dadu, jendela, eskader, gancu, gardu, garpu,
gelojoh, geradi, gereja, gurdi, istinggar, kaldu, karabin, kedera, keju,
kemeja, kereta, lentera, mandur (mandor), martil, meja, mentega, merinyu,
meski, murang, natal, nyonya, orifis, paderi, palsu, paltu (palto), pantolan,
pelangkin, peletu (falto), peluru, peniti, pesta, pelor, pita, pitar, picu,
piung, soldadu, senyor (ita), teledor, tembakau, tempoh, tenda, teratu, terigu,
terongko, tinta, tuala wizuarai, cenala, cipiau.
5.
Kata
Serapan dari Bahasa Perancis
Ablonemen,
absolutisme, amandemen, ambasade, ambasudur, ampelop, anomali, apel, apropo,
artis, atase, baron, begasi, berokat, bilateral, buletin, burjlais (borjuis),
debit, deduktip, dekor, dekoratif, demisioner, detail, dialek, dinasti,
diplomasi, diplomat, direktur, direksi, dikte, disertasi, distribusi, ekskursi,
ekksorbitan, ekspansi, ekspress, emosi, evakuansi, evaluasi, episode, eskadron,
faktur, fakultatif, faset, galan, galeri, garasi, hiporek, hotel, ilegal,
ilustrasi, imigrasi, imitasi, valid, kafe, kado, karantina, karton, kasasi,
kauseri, komandan, komando, komunike, komite, kompas, komplet, komponis,
kompromi, kudeta, kurir, labil, lose, losmen, manset, marsose, meleset, melodi,
milium, mineral, mode, momen, normal, pakansi (vakansi), panili (vanilie),
pantasi (fantasi), parlemen, pasir, paten, pergedel, premitif, persis, pesosir,
pion, populer, presiden, proses, prospektus, retur, rolet, royal, sobat, salon,
saluir, sampanye, saus, selai, sepeda, sirkuler, sita, steril, tablet, teras,
torne, totaliter, uni (Uni Eropa).
6.
Kata
Serapan dari Bahasa Latin
Auditorium,
abnormal, ad. Interim, ajektif, aera (era), aequator, akta, aktual, akuarium,
album, alias, alibi, alinea, animo, anno, anonim, anus, apriori, arbitrer,
arsip, arsitek, asosiasi, aula, autentik, basis, bonafide, datif, dato, datum,
debet, de fakto, deka, delik, diagnose, diktator, dilema, dilivium, diploma,
disagio, disiplin, disipliner, diskonto, diskredit, diskusi, dividen, dogma,
dosen, dosir, drama, duplo, efek, efektif, eksamen, ekspasi, ekspedisi, ekstra,
epos, era, erosi, fakto, faktor, genus, gratis, idem, interim, kamera,
kardinal, karikatur, katalogus, kategisasi, kausatif, kredit, krisis, kohesi,
kolese, koloni, komisaris, kongruen, kongsul, kontak, korupsi, kubus, legio,
lepra, lisensi, logaritma, logika, minimum, minus, molekul, motor, musium,
neto, nihil, non, nota, notaris, oase, pagina, pisa (visa), pisik (fisik),
resensi, resep, risiko, santa, senior (sensur), solo, tema, teror, tipes.
7.
Kata
Serapan dari Bahasa Yunani
Amuba,
analisa, analogi, anarki, anatomi, anemi, anterosi, anti, aorta, apotek, arena,
aroma, asbes, atom, axioma, delta, demokrasi, diet, de\isentri, dogma, drama,
dualis, eksogami, embrio, epos, eter, hiena, higiena.
8.
Kata
Serapan dari Bahasa Cina (Tionghoa)
Hubungan
negara Indonesia dengan orang Tionghoan sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika
para saudagar Cina
berdagang ke Kepulauan
Riau, Kalimantan
Barat, dan Kalimantan
Timur, bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada
saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik
dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922
musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11
ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak
bagian Nusantara
(Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia).
Kata
serapan dari bahasa Cina meliputi: anglo, bak, bakmi, bakpau, bakso, cakiah,
capcai, ciu, cacing, ebi, engko, encit, engkong, erong, gincu, gua, huk, imlek,
cincin, injin, jitu, jicing, kipsiau, kenceng, koa, kongsi, kuntau, kuncit,
kucai, langkan, leci, lokcuan, loktong, loleng, lotek, loteng, lotong, lu,
lung, mi, mik, ngolo, pangking, panglong, pekong, pecai, pi, popi, sampan,
sempoa, sengse, singkek, singkong, singse, soja, tahang, tansi tauge, taucang,
teh, teko, tekpai, teng, tepekong, tekpoh, camca, capjiki, cat, cawan, ceki,
centeng, cia, cingge, cincai, coken, contoh, culan, cun, cunia, toko, tongkang,
tukang, tui, tauke, ue, ucui, upau, wangkang.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Arif. 2011. “Kata Serapan
dalam Bahasa Indonesia”. Kumpulan Ilmu Makalah.(online).(http://contoh-makalah
mahasiswa.blogspot.com/2012/05/contoh-makalah-bahasa-indonesia kata.html,
diunduh 18 Oktober 2012)
Heryana, Nanang. 2006. Pemerkayaan Bahasa Indonesia. Pontianak:
STAIN Pontianak Press.
Saadie, Ma’mur. dkk. 1997. Bahasa Bantu (modul). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
0 comments