PERANAN BAHASA DAERAH TERHADAP
BAHASA INDONESIA
A.
Pengertian
dan Fungsi Bahasa Daerah
Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara kebangsaan baik itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah yang lebih luas. Bahasa daerah memiliki beberapa fungi yaitu :
Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang
keberadaannya diakui oleh Negara. Sumbangan bahasa daerah kepada Indonesia,
antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan kosakata.
Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia memengaruhi perkembangan bahasa
daerah. Hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah saling
melengkapi perkembangannya.
2)
Bahasa
daerah sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah
tertentu untuk memperlancar bahasa Indonesia dan atau pelajaran lain
Di daerah tertentu, bahasa daerah boleh dipaka sebagai bahasa pengantar
di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai dengan tahun ketiga (kelas
tiga). Setelah itu harus menggunakan bahasa Indonesia.
3)
Bahasa
daerah sebagai sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia
Seringkali stilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di bahasa
Indonesia sehingga bahasa Indonesia memasukkan istilah tersebut, contohnya
“gethuk” (penganan dibuat darui ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian
dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama)) karena bahasa Indonesia istilah
tersebut belum ada, maka istilah “gethuk” juga diresmikan dibahasa Indonesia
sebagai istilah dari “penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus,
kemudian dicampur gula dan kepala (ditumbuk bersama)”.
4)
Bahasa
daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia di dalam penyelenggaraan pemerintah
pada tingkat daerah
Dalam tatanan pemerintah pada tingkat daerah, bahasa daerah menjadi
penting dalam komunikasi antara pemerintah dengan kebanyakan yang masih
menggunakan bahasa ibu sehingga dari pemerintah harus menguasai bahasa daerah
tersebut yang kemudian bisa dijadikan pelengkap di dalam penyelenggaraan
pemerintah ada tigkat daerah tersebut.
B. Macam-macam
Bahasa Daerah yang Ada di Indonesia
1)
Bahasa
Aceh digunakan di wilayah Sumatera
2)
Bahasa
Melayu digunakan di wilayah Kalimantan
3)
Bahasa
Melayu digunakan di wilayah Sumatera
4)
Bahasa
Madura yang digunakan di wilayah Jawa
5)
Bahasa
Jawa yang digunakan di wilayah Jawa
6)
Bahasa
Batak yang digunakan di wilayah Sumatera
7)
Bahasa
Bali yang digunakan di wilayah Bali
C. Dampak
Penggunan Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia
Berikut beberapa pengaruh atau dampak
penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia :
1)
Dampak
Positif
a)
Bahasa
Indonesia memiliki banyak kosakata
b)
Sebagai
kekayaan budaya bangsa Indonesia
c)
Sebagai
identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah
d)
Menimbulkan
keakraban dalam berkomunikasi
2)
Dampak
Negatif
a)
Bahasa
daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain
b)
Warga
negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena
terlalu banyak kosakata
c)
Masyarakat
menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah
terbiasa menggunakan bahasa daerah
d)
Dapat
menimbulkan kesalahpahaman
D. Pada
Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia Terdapat Beberapa Kata yang Sama dalam
Tulisan dan Pelafalan Tetapi Memiliki Makna yang Berbeda
1)
Acara
Dalam bahasa
Jawa Kuno acara berarti tingkah laku; tindak-tanduk; kelakuan (baik).
Dalam bahasa
Indonesia acara : 1 hal yg akan dibicarakan (dl rapat, perundingan, dsb);
agenda, 2 hal atau pokok isi karangan, 3 segala sesuatu yg akan dipertunjukkan
atau disiarkan; program (televisi, radio dsb): -- 4 ark perkara;
pemeriksaan dl pengadilan.
Analisis
: Kata acara yang diserap dari bahasa Jawa Kuno ke dalam bahasa Indonesia
mengalami arti meluas karena acara yang dulu berarti tingkah laku yang baik
kemudian setelah diserap dalam bahasa Indonesia, pengertian tersebut meluas
menjadi segala sesuatu yang dipertunjukkan dan yang dibicarakan tidak hanya
sebatas tingkah laku orang.
2)
Adem
Dalam bahasa
Jawa Kuno adem berarti sejuk; dingin.
Dalam bahasa
Indonesia adem berarti 1 dingin; sejuk; 2 tenang; tentram (pikiran, hati); 3 tawar;
hambar (rasa makanan).
Analisis : Kata adem
mengalami penyempitan makna ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia. Adem yang
dalam bahasa Jawa Kuno berarti sejuk kemudian dalam bahasa Indonesia adem
menjadi lebih spesifik yang dapat berarti dingin, tenang atau bahkan makanan
yang hambar.
3)
Agama
Dalam bahasa
Jawa Kuno agama yaitu Ilmu; pengetahuan; hukum
Dalam bahasa
Indonesia agama yakni ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
kepada Tuhan Yang Mahakuasa, tata peribiodata, dan tata kaidah yang bertalian
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya dengan kepercayaan
itu; -- Islam; -- Hindu; Budha; -- Kristen; --
Katolik;
Analisis : Kata
agama mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno agama berarti
sebuah ilmu atau pengetahuan sedangkan ketika diserap dalam bahasa Indonesia,
kata agama mengalami penyempitan makna menjadi lebih spesifik yakni
ajaran keimanan kepada Tuhan.
4)
Alun-alun
Dalam bahasa
Jawa Kuno alun-alun yakni medan; lapangan.
Dalam bahasa
Indonesia alun-alun yaitu tanah lapang yang luas di muka istana atau di muka
tempat kediaman resmi gubernur (bupati, walikota).
Analisis : Alun-alun
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa kuno alun-alun berarti
lapangan, namun ketika diserap dalam bahasa Indonesia makna alun-alun menjadi
lebih spesifik yakni tanah lapang yang luas dan berada di muka
istana/bupati/gubernur.
5)
Asah
Dalam bahasa
Jawa Kuno asah yaitu gosok.
Dalam bahasa
Indonesia asah yakni membuat sesuatu supaya tajam, runcing (pisau, tombak,
dsb); 2 mendabung; memepat; meratakan (gigi dsb); 3 menyerudi; meghaluskan dan
mengkilapkan (intan, permata, dsb); 4 kimelatih (membiasakan) supaya
memiliki kemampuan: mari kita mengisi teka-teki silang ini untuk ~ otak;
asahan n 1 alat untuk mengasah;
Analisis : Asah
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno, asah berarti gosok,
sedangkan dalam bahasa Indonesia kata asah menjadi lebih spesifik yakni tedak
sekadar menggosok tetapi juga membuat sesuatu lebih tajam dan runcing.
6)
Asin
Dalam bahasa
Jawa Kuno asin yaitu garam.
Dalam bahasa
Indonesia, asin yakni rasa sbg rasa garam; masin; merasai—garam.
Analisis : Asin
mengalami penyempitan makna, dalam bahasa Indonesia asin tak berarti garam
tetapi menyempit pada rasa yang dipunyai garam.
7)
Bangkit
Dalam bahasa
Jawa Kuno bangkit yakni untung; bahagia.
Dalam bahasa
Indonesia bangkit berarti 1 bangun (dr tidur, duduk) lalu berdiri: ia -- dr
duduknya; ia –berdiri sambil mempersilakan tamu-nya duduk; 2 bangun
(hidup) kembali: -- dr kubur; 3 timbul; terbit (tt marah): --
amarahnya mendengar ejekan itu; 4 kambuh (tt penyakit): penyakitnya
yglama --; 5 beterbangan ke udara (tt debu dsb): debu pun -- ke udara;
6 mulai memuai (tt adonan): krn banyak raginya, adonan itu cepat --;
-- hatinya timbul keberaniannya (kemarahannya);
Analisis : bangkit
mengalami penyempitan makna karena ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa
Indonesia, bangkit tidak hanya berarti untung tetapi lebih spesifik menjadi bangun
atau hidup kembali.
8)
Bangsawan
Dalam bahasa
Jawa Kuno, bangsawan yaitu berbangsa; luhur; bangsawan.
Dalam bahasa
Indonesia, bangsawan artinya n keturunan orang mulia, terutama raja dan
kerabatnya; ningrat
Analisis : bangsawan
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Indonesia bangsawan memiliki
makna lebih spesifik yakni keturunan orang mulia, tidak sekadar orang yang
luhur.
9)
Kalung
Dalam bahasa
Jawa Kuno kalung adalah barang yang berbentuk lingkaran atau rantai yang
dilingkarkan pada leher sebagai hiasan.
Dalam bahasa
Indonesia, kalung yakni perhiasan yang terbuat dari emas, perak, dsb yang
dilingkarkan pada leher sebagai hiasan.
Analisis : kalung
mengalami penyempitan makna karena kalung yang dahulu hanya merupakan sebuah
barang berbentuk lingkaran yang dikalungkan pada leher, sekarang dalam bahasa
Indonesia kalung berarti perhisananberbentuk lingkaran yang dikalungkan pada
leher.
10) Abangan
Dalam bahasa
Jawa Kuno, abangan adalah orang yang mengaku agama islam, tetapi tidak
melaksanakan sembahyang.
Dalam bahasa
Indonesia, abangan yakni golongan masyarakat yang menganut agama islam, tetapi
tidak melaksanakan ajaran secara keseluruhan.
Analisis : abangan
tidak mengalami penyempitan atau perluasan makna, makna setelah diserap dalam
bahasa Indonesia tetap.
11) Acar
Dalam bahasa
Jawa Kuno, acar berarti pelengkap lauk pauk yang dibuat dari mentimun
dipotong-potong dan dibumbuhi garam dan cuka
Dalam bahasa
Indonesia acar adalah makanan yang terbuat dari buah-buahan atau sayuran,diberi
rempah dan diasamkan.
Analisis : acar
mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno acar hanya terbuat dari
mentimun tetapi setelah diserap dalam bahasa Indonesia acar tidak hanya terbuat
dari mentimun tapi dari segala buah-buahan.
12) Abon
Dalam bahasa
Jawa Kuno, abon yakni lauk-pauk dari daging yang dipotong-potong kecil
diberi bumbu dan digoreng.
Dalam bahasa
Indonesia abon berarti makanan yang dibuat dari daging atau ikan rebus yang
diserat-seratkan,dibumbui, kemudian digoreng.
Analisis : Abon tidak
mengalami perluasan dan penyempitan makna atau makna tetap ketika diserap ke
dalam bahasa Indonesia.
13) Wayang
Dalam bahasa
Jawa Kuno wayang berarti boneka tiruan orang yang terbuat dari belulang;orang
yang hanya menjadi alat.
Dalam bahasa
Indonesia wayang adalah boneka tiruan yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu
dsb yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh di pertunjukan drama
tradisional (Bali,Jawa,Sunda,dsb),biasanya dimainkan oleh seseorang yd disebut
dalang
Analisis : Wayang
mengalami perluasan makna karena dalam bahasa jawa kuno, wayang hanya dapat
terbuat dari belulang tetapi ketika sudah diserap dalam bahasa Indonesia,
wayang dapat terbuat dari kulit, kayu yang dimanfaatkan untuk pertunjukan drama
tradisional.
14) Tangan
Dalam bahasa
Jawa kuno, tangan yakni anggota badan untuk memegang.
Dalam bahasa
Indonesia tagan merupakan anggota badan dr siku sampai ke ujung jari atau dr
pergelangan sampai ujung jari;sesuatu yang digunakan sebagai atau menyerupai tangan;kekuasaan.
Analisis : tangan
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Indonesia tangan terbatas dr
siku sampai ke ujung jari atau dr pergelangan sampai ujung jari dan dapat
merupakan simbol kekuasaan, sedangkan dalam bahasa jawa kuno hanya dejelaskan
bahwa tangan merupakan anggota badan untuk memegang.
15) Tahi
Dalam bahasa
Jawa Kuno tahi merupakan ampas makanan
dari dalam perut yang keluar dari dubur.
Dalam bahasa
Indonesia tahi adalah ampas makanan dari dalam perut
yang keluar melalui dubur,tinja,berbagai-bagai kotoran,endapan,atau barang yang
dianggap sebagai ampas(sisa,karat,buangan,dsb)
Analisis : tahi tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
16) Enak
Dalam bahasa
Jawa kuno, enak berarti lezat ; memuaskan selera makan.
Dalam bahasa
Indonesia enak adalah sedap,lezat; sehat atau segar ; nikmat atau menyenangkan
; pulas,lelap.
Analisis : enak tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
17) Indah
Dalam bahasa
Jawa Kuno indah artinya bagus,ajaib.
Dalam bahasa
Indonesia indah yaitu keadaan enak dipandang ;cantik ;elok.
Analisis : indah
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa kuno, indah dapat berarti
ajaib tetapi tidak demikian dalam bahasa Indonesia
18) Suduk
Dalam bahasa
Jawa Kuno suduk yakni tusuk ;keris ;menusuk ;menikam (dgn keris
dsb).
Dalam bahasa
Indonesia suduk adalah tikam
Analisis : suduk
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno suduk dapat berarti
tusuk, menikam, sedangkan dalam bahasa Indonesia suduk hanya bermakna menikam.
19) Lara
Dalam bahasa
Jawa Kuno lara berarti
sedih ;derita ;sakit ;penyakit.
Dalam bahasa
Indonesia lara adalah sedih;susah hati;sakit.
Analisis
: lara tidak
mengalami penyempitan atau perluasan makna, maknanya tetap.
20) Usung
Dalam bahasa
Jawa Kuno, usung berarti angkut.
Dalam bahasa
Indonesia usung adalah bawa,angkut.
Analisis : usung
mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Indonesia usung tak hanya berarti
mengangkut tetapi juga membawa.
21) Sendhang
Dalam bahasa
Jawa Kuno sendhang yakni kolam yang
airnya berasal dari mata air yang ada di dalamnya ; sumber air.
Dalam bahasa
Indonesia sendhang adalah kolam di
pegunungan dsb yang airnya berasal dari mata air yang ada di dalamnya, biasanya
dipakai untuk mendi dan mencuci, airnya jernih karena mengalir.
Analisis : Sendhang
mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno sendhang hanya
berfungsi sebaga sumber air sedangkan dalam bahasa Indonesia sendhang juga
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan aktivitas seperti mandi dan mencuci.
22) Sengit
Dalam bahasa
Jawa Kuno sengit adalah tidak menyenangkan; sangat benci.
Dalam bahasa
Indonesia sengit yakni tajam, keras, dan sangat menyakiti hati (tentang
perkataan)
Analisis : sengit
mengalami perluasan makna karena dalam bahasa Jawa Kuno sengit hanya berarti
tidak menyenangkan sedangkan dalam bahasa Indonesia sengit dapat berarti tajam,
keras, dan sangat menyakiti hati.
23) Mapan
Dalam bahasa
Jawa Kuno berarti mencari tempat; kehidupan yang
sudah baik.
Dalam bahasa
Indonesia mapan yakni mantap (baik, tidak goyah, stabil).
Analisis : mengalami
perluasan makna karena dalam bahasa Indonesia mapan tak hanya berarti kehidupan
yang sudah baik tetapi juga stabil.
24) Ampas
Dalam bahasa
Jawa Kuno ampas yakni sisa sesuatu yang diperas.
Dalam bahasa
Indonesia ampas berarti sisa barang
yang telah diambil sarinya atau patinya.
Analisis : Ampas
mengalami penyempitan makna karena dalam bahasa Indonesia ampas tak hanya
berarti sisa tetapi juga sari pati.
25) Amis
Dalam bahasa
Jawa Kuno amis yakni bau ikan,anyir.
Dalam bahasa
Indonesia amis adalah anyir (berbau seperti ikan)
Analisis : Amis tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
26) Alas
Dalam bahasa
Jawa Kuno alas : tanah luas yang ditumbuhi
banyak pohon ; hutan ; rimba raya ;ladang ; sawah
Dalam bahasa
Indonesia alas adalah hutan rimba.
Analisis : alas tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
27) Emban
Dalam bahasa
Jawa Kuno emban berarti pembantu perempuan yang tugasnya mengasuh
Dalam bahasa
Indonesia emban adalah inang pengasuh.
Analisis : emban tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
28) Entas
Dalam bahasa
Jawa Kuno entas adalah keluar dari air; angkat ke darat.
Dalam bahasa
Indonesia entas berarti mengangkat dari
suatu tempat ke tempat lain ; mengeluarkan dari lingkungan cairan.
Analisis : Entas
mengalamu perluasan makna karena dalam bahasa Indonesi entas tidak hanya
memindahg dari air ke daratan, tetapi juga dari suatu tempat ke tempat yang
lain ealau tak ada hubungannya dengan air.
29) Eka
Dalam bahasa
Jawa Kuno eka berarti satu; sekata; tunggal.
Dalam bahasa
Indonesia eka adalah satu; tunggal.
Analisis : eka tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
30) Galak
Dalam bahasa
Jawa Kuno galak adalah galak, buas, marah.
Dalam bahasa
Indonesia Galak : buas dan suka melawan; ganas; garang; suka marah
Analisis : galak tidak
mengalami perluasan atau penyempitan makna, maknanya tetap.
0 comments