Wednesday 3 May 2017

Pengajaran Kosakata Bahasa Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

       Pada dasarnya tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah adalah agar siswa terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Seorang siswa yang belum memiliki keterampilan bahasa dengan baik akan menemukan kesulitan-kesulitan dalam berkomunikasi, karena apa yang dipikirkan dan dirasakannya tidak dapat diungkapkan kepada orang lain dengan jelas. 


     
        Disadari atau tidak untuk memperoleh keterampilan berbahasa yang tepat, penguasaan kosakata sangat menentukan. Sebagaimana yang dikatakan Judd (dalam Buchari, 1996), bahwa kosakata merupakan langkah awal yang harus dipandang sebagai sumber untuk dapat berkomunikasi dengan baik. 

    Penguasaan kosakata pada individu dimulai dari pengenalan bahasa ibu melalui proses pembudayaan alami. Dengan berkembangnya usia, kemudian kosakata diperoleh pada pendidikan formal melalui proses pengajaran dan pembelajaran. Dengan penguasaan kosakata, seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain secara lisan maupun tulis tanpa mengalami hambatan.



1.2 Rumusan Masalah 


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut: 

1. Apa pengertian kosakata? 

2. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengajaran kosakata? 

3. Bagaimana teknik-teknik pengajaran kosakata? 



1.3 Tujuan 


1. Mengetahui pengertian kosakata. 

2. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran kosakata. 

3. Mengetahui teknik-teknik pengajaran kosakata.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kosakata

    Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis (1993: 127). Sedangkan kosakata dalam KBBI (2001: 597) diartikan sebagai perbendaharaan kata. 

      Pemakaian kata-kata dalam kegiatan berbahasa, pada umumya terbatas pada kata-kata yang sering digunakan. Masyarakat bahasa tidak dapat menggunakan semua kata-kata yang ada dalam suatu bahasa. Maka dalam hal ini kosakata dapat dikelompokkan atas dua bagian, yaitu kosakata “aktif” dan kosakata “pasif”. Kosakata aktif adalah kosakata yang sering digunakan dalam berbicara atau menulis, sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang dipakai atau tidak pernah dipakai seseorang dalam berbicara ataupun menulis. Tetapi kata-kata ini tetap merupakan kosakata bahasa dalam sebuah bahasa (Bukhari 1995: 17-18). 

     Berdasarkanuraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan perbendaharaan katayang dimiliki seseorang dalam proses berbahasa, baik lisan maupun tulisan.Dalam proses berbahasa, terdapat kosakata yang sering digunakan oleh seseorangdalam kegiatan berbahasa sehari-hari (kosakata aktif) dan kosakata yang jarangatau tidak pernah digunakan seseorang dalam berkomunikasi (kosakata pasif).

2.2 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengajaran Kosakata

     Kosakata merupakan bagian yang pokok dalam mempelajari bahasa, karna hakikat bahasa adalah sekumpulan kosakata. Oleh karena itu sebelum membicarakan tentang tehnik-teknik pengajaran kosakata perlu memperhatikan dasar-dasar pengajaran kosakata yaitu: 

a. Azas hemat. 
    Guru harus menghemat penggunaan kosakata sesuai dengan kemampuan siswa yaitu berupa kata-kata yang diperlukan saja. 

b. Azas konteks. 
    Kosa kata harus disampaikan dalam konteks (dimasukkan dalam kalimat) yang sebelumnya difahamkan terlebih dahulu melalui gerakan atau media pembelajaran seperti gambar stempel dan sebagainya, bukan melalui terjemah. 

c. Azas pilihan dan gradasi. 
    Kosakata yang diajarkan harus berdasarkan skala prioritas dan menganut azas gradasi dari yang mudah kepada yang sulit. 


2.3 Teknik Pengajaran Kosakata 


     Ada beberapa teknik pembelajaran kosakata yang dapat digunakan, antara lain komunikata, kata selingkung, kartu kata, tunjuk abjad, kata salah benar, kata dari gambar, banding kata, kata berpasangan, kata kunci, bursa kata, dan sebagainya (Suyatno 2004: 66-80). 

a. Komunikata
    Tujuan teknik pembelajaran komunikata agar siswa dapat mengartikan kata dari berbagai segi menurut fungsi kata tersebut. Alat yang digunakan hanya alat tulis. Teknik ini dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok. 

b. Kata Selingkung 
   Tujuan teknik pembelajaran selingkung agar siswa dapat menentukan kata yang mempunyai makna berdekatan dengan kata tersebut. Umpamanya, guru menyodorkan kata akar kemudian siswa menyebutkan kata selingkungnya berupa batang, daun, buah, dan seterusnya. Alat yang diperguanakan kartu kata secukupnya. Kegiatan ini dapat dilakukan perseorangan maupun kelompok. 

c. Kartu Kata 
    Teknik kartu kata merupakan teknik pembelajaran kata majemuk melalui kartu. Kartu tersebut berukuran 2 cm lebarnya dan panjang 15 cm yang di dalamnya tertulis kata tunggal. Teknik pembelajaran ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Teknik pembelajaran kartu kata bertujuan agar siswa dapat dengan mudah, senang, dan bergairah dalam memahami kata majemuk melalui proses yang dilaluinya sendiri. 

d. Tunjuk Abjad 
    Tujuan pembelajaran tunjuk abjad adalah agar siswa dapat memproduksi kata dengan cepat dan banyak dalam waktu yang singkat. Ketika guru menyodorkan huruf s, siswa dapat menyebutkan sukses, sikat, sakit, susah, sehat, dan seterusnya asalkan kata tersebut diawali dengan huruf s. Alat yang dibutuhkan adalah kartu huruf sebanyak-banyaknya. Teknik ini dapat dilakuakan secara individu maupun kelompok. 

e. Kata Salah Benar 
    Tujuan teknik pembelajaran kata salah benar adalah agar siswa dapat memilih kata yang benar dan yang salah dengan cepat. Jika guru menyodorkan kata yang benar kepada siswa, siswa menuliskan huruf B di buku tulisnya. Siswa dapat menyebutkan kata yang benar dengan huruf B dan yang salah dengan huruf S. Umpamanya guru memperlihatkan di depan kelas kata apotik maka siswa segera menyebutkan huruf S ke dalam buku tulisnya pertanda kata tersebut ‘salah’. Alat yang dibutuhkan adalah lembar yang ditulisi kata yang benar maupun kata yang salah penulisannya. 

f. Kata dari Gambar 
    Teknik pembelajaran kata dari gambar bertujuan agar siswa dapat membuat kata dengan cepat berdasarkan gambar yang dilihat. Misalnya guru menunjukkan gambar banjir yang melanda sebuah desa. Dari gambar tersebut siswa meproduksi kata air, musibah, bencana, ikan, kotoran, berbau, dan seterusnya dalam waktu yang ditentukan. Alat yang dibutuhkan adalah gambar-gambar yang bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, yang berukuran sama dengan kalender besar. 

g. Banding Kata 
    Tujuan teknik pembelajaran banding kata adalah agar siswa dapat mengartikan kata yang bersinonim atau berantonim. Siswa diberi 4 kata yang bersinonim atau 2 kata yang berantonim kemudian siswa memaknai masing-masing kata sehingga menemukan persamaan atau perbedaan melalui pembandingan. Alat yang digunakan adalah amplop dan kartu kata yang ditempel di kertas manila agar dapat digunakan dalam pembelajaran berikutnya. 

h. Kata Berpasangan 
    Tujuan teknik pembelajaran kata berpasangan adalah agar siswa dapat membuat kata majemuk dengan cepat dan tepat. Tiap siswa menerima satu kata kemudian siswa tersebut mencari pasangan dengan teman yang lain sambil mencocokkan kata yang diterima masing-masing yang dapat membentuk kata majemuk. Alat yang digunakan adalah kartu kata sejumlah siswa. 

i. Kata Kunci 
    Tujuan teknik pembelajaran kata kunci adalah agar siswa dapat menentukan kata yang dapat mewakili isi bacaan atau isi tulisan. Saat diberikan satu lembar tulisan, siswa dapat memaknai tulisan tersebut dengan minimal 5 kata. Umpamanya, setelah siswa diberikan tulisan Surabaya, siswa langsung menuliskan kata kemacetan, kumuh, banjir, polusi, dan sibuk. Alat yang diperlukan fotokopi tulisan yang sesuai dengan tema pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok. 

j. Bursa Kata 
    Teknik pembelajaran bursa kata bertujuan agar siswa dapat menerangkan makna serta memahami strukturnya secara cepat berdasarkan kemampuan siswa sendiri. Alat yang dibutuhkan adalah stoples besar yang tembus pandang dengan isi potongan kata sebanyak-banyaknya (kata dapat berjumlah ratusan). Akan lebih baik, kata tersebut ditempel di atas kertas manila atau kertas yang agak tebal agar awet. Kata dapat diperoleh dari membuat sendiri atau menggunting kata dari koran, majalah, atau surat.
     Dalam makalah ini, penulis menggunakan teknik kartu kata untuk meningkatkan penguasaan kosakata dalam pembelajaran cerpen


BAB III
KESIMPULAN

A. Pengertian Kosakata

      Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1) komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa; (2) kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis (1993: 127). Sedangkan kosakata dalam KBBI (2001: 597) diartikan sebagai perbendaharaan kata.


B. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pembelajaran Kosa kata

Dasar-dasar pengajaran kosa-kata yaitu:

1. Azas hemat

2. Azas konteks

3. Azas pilihan dan gradasi.


C. Teknik Pengajaran Kosakata

Teknik-tekniknya sebagai berikut:

1. Komunikata

2. Kata selingkung

3. Kartu kata

4. Tunjuk abjad

5. Kata salah benar

6. Kata dari gambar

7. Banding kata

8. Kata berpasanagan

9. Kata kunci

10. Bursa kata



                                                                  DAFTAR PUSTAKA

Buchari. 1995. Kontribusi Penguasaan Kosakata dan Penguasaan Struktur Kalimat terhadap Kemampuan Mengarang (Studi Deskriptif-Analitik pada Siswa Kelas III SMA Negeri di  Kotamadya Banda Aceh). Tesis: IKIP Bandung.

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.



Load disqus comments

0 comments